BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Sampah adalah material
sisa yang tidak diinginkan dari berakhirnya suatu proses. Sampah dapat membawa
dampak buruk bagi kesehatan,sampah yang berserakan akan di datangi oleh
serangga- serangga dan akan menimbulkan bibit penyakit. Pertambahan jumlah
penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan
jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat
terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya
usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan
kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang
dihasilkan. Meningkatnya volume
timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Jadi hal ini pasti akan menarik untuk
di bahas.
2.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian sampah organik dan anorganik ?
2.
Apa dampak positif dan negative dari
sampah?
3.
Bagaimana cara pengelolahan sampah?
2.3 Tujuan penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian sampah
organik dan anorganik.
2.
Untuk mengetahui dampak positif dan
negative dari sampah.
3.
Untuk mengetahui cara pengelolahan sampah.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian sampah organic dan anorganic
A . Pengertian sampah organik
Sampah Organik adalah
merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan
prosedur yang benar. Organik adalah
proses yang kokoh dan
relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa
bahan-bahan pokok kehidupan, seperti dedaunan, jerami, alang-alang dll.
B.
Pengertian sampah anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang
dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sinterik maupun
hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik ialah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non
hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil prosses teknology pengelolahan
bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam,
Contohnya: botol plastik, tas plastik, kaleng.
2.2 Dampak positif dan negative
dari sampah
A.
Dampak Positif
Dampak positif dari sampah organik adalah sebagai berikut :
- Sebagai pupuk organik untuk tanaman. Limbah dari sampah organik dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanaman dengan menyulap sampah menjadi kompos. Kompos dapat memperbaiki struktur tanah, dengan meningkatkan kandungan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air dalam tanah.
- Sumber humus. Sampah orgnaik yang tenah membusuk seperti dapat menjadi humus yang dibutuhkan untuk tanah untuk menjaga kesuburan tanah. serta menjadi sumber makanan yang baik bagi tumbuh-tumbuhan, meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, mencegah pengerukan tanah, menaikkan aerasi tanah, menaikkan foto kimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik racun.
- Sampah dapat didaur ulang. Limbah sampah dari plastik dan kertas dapat didaur ulang menjadi berbagai barang yang bermanfaat seperti menjadi produk furnitur yang cantik. atau didaur ulang kembali menjadi bahan baku pembuatan produk plastik atau kertas.
- Dijadikan bahan bakar alternatif. Pembusukan sampah dapat menghasilkan gas yang bernama gas metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kebutuhan rumah tangga atau industri kecil.
- Menjadi sumber listrik. Secara tidak langsung sampah dapat dijadikan sumber listrik alternatif dengan cara merubah sampah agar menghasilkan gas metana, dimana gas ini dapat dijadikan bahan bakar untuk menjalankan pembangkit listrik.
Dampak positif dari sampah
anorganik adalah sebagai berikut :
1. Dapat
dimenjadi barang kerajinan tangan.
2. Dapat
dimanfaatkan kembali
B. Dampak Negative
Damapak negative dari
samapah organic sbb:
1.
sampah memang menjadi salah satu
penyumbang gas rumah kaca. Maka dari itu, pembuangan sampah di tempat
pembuangan akhir (TPA) harus diperhatikan. Sampah organik yang tertimbun
mengalami dekomposisi secara anaerobic. Proses itu menghasilkan gas CH4. Sampah
yang dibakar juga akan menghasilkan gas CO2. Gas CH4 mempunyai kekuatan merusak
20 kali lipat dari gas CO2.
2.
Pembakaran sampah secara sembarangan
akan berakibat buruk untuk lingkungan dan kesehatan. Pembakaran yang bersih
hanya bisa dilakukan dalam api panas dan suplai oksigen yang cukup. Padahal,
pada pembakaran sampah yang umum dilakukan, hanya tumpukan sampah bagian atas
yang mendapat cukup oksigen untuk menghasilkan CO2. Sementara bagian dalam,
karena kekurangan suplai O2 akan menghasilkan karbonmonoksida (CO). Satu ton
sampah akan menghasilkan sekitar 30 kg CO. CO adalah gas yang mampu membunuh
orang secara massal.
3.
Selain itu pembakaran sampah juga
menimbulkan polusi udara.
Dampak
negative dari sampah anorganik adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan
sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi
masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana. Memberikan dampak negatif terhadap
kepariwisataan.
2. Pengelolaan sampah yang tidak memadai
menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah
meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan
pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).
3. Pembuangan
sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak
bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
4. Infrastruktur
lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti
tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di
jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan
diperbaiki.
2.3
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini
biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan
atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya
alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas atau radioaktif
dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
DAUR ULANG
Proses
pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama
adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari
bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik.
Metode ini
adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari
sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau
dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang
biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang
komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya
harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
Pengolahan biologis
Pengkomposan.
Material
sampah ((organik)) , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa
diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan
istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk
dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari
pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah
tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus
untuk di komposkan.
Pemulihan energi
Kandungan
energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya
menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan
panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak
atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi
adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan
pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan
di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat
mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk
menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa
selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan
Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk
mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini
kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
Sebuah metode
yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk ,
atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan
termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak ,
mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti
tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk
menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan
mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang
sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).
Terdapat beberapa
konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara
negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, banyak-konsep yang
digunakan adalah:
Diagram
dari hirarki limbah.
- Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.
- Perpanjangan tanggungjawab penghasil sampah / Extended Producer Responsibility (EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan / atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.
- prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari pembuangan
Proses
pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama
adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari
bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari
daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.
Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini
adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari
sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus),
atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang
biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang
komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya
harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
Pengolahan biologis
Untuk
memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator.
Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan ,
dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses
ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat
mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas
bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain.
Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif.
Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk
- produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.
- prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari pembuangan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sampah adalah barang sisa dari berakhirnya suatu proses.sampah di bagi
jadi 2 yaitu samapah organic dan sampah non organic, sampah organic yaitu
sampah yang mudah hancur contoh daun,jerami dll, sedangkan sampah anorganik
yaitu sampah yang sulit dihancurkan contoh kaleng,plastic dll. Kedua jenis
sampah ini mempunyai dampak positif dan negative sendiri-sendiri. Sampah yang
dibuang bias juga dimanfaatkan dengan mengolah sampah dengan berbagai cara agat
lebih bermanfaat.
3.2
Saran
Dari pembahasan diatas penulis menyarankan bagi pembaca agar lebih
menjaga lingkungan, dengan mengetahui
dampak positif dan negative dan cara
pengolahannya kita bisa memperkecil dampak negatifnya dengan mengolah sampah agar
dapat dimanfaatkan, agar tidak hanya menjadi bibit penyakit namun lebih
bermanfaat.
Daftar pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah